"Kita harapkan pada pelaksanaan latihan ini dapat mengetahui apa yang menjadi kekurangan kita dan bisa langsung dievaluasi untuk menciptakan keamanan yang lebih baik lagi," kata dia.
Diketahui, dalam skenarionya Airport Contingency Exercise melakukan simulasi pembajakan Pesawat Garuda Indonesia (GA1234) Rute DPS-KNO yang membawa 17 crew, dengan total penumpang 50 orang.
Baca Juga:
Polresta Bandara Soetta Ungkap Kasus Penipuan Tukar Kartu ATM Rp168 Juta
Pelaku pembajakan mengaku memiliki rangkaian Alat Peledak Improvisasi (Improvised Explosive Device/IED) yang melekat ditubuhnya, dengan alat pengendali digenggam. Pelaku pembajakan juga menuntut agar pimpinan mereka yang ditahan di Lapas kelas II Serang, Banten dibebaskan dan meminta uang tebusan sejumlah 1juta USD.
Pelaku memaksa pesawat untuk mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jika tuntutannya tidak dipenuhi maka pesawat akan diledakkan.
EGM Bandara Soekarno-Hatta selaku ketua Komite Keamanan bandar Udara dan juga penanggung jawab mengaktifkan EOC (Emergency Operating Centre) dan menyerahkan komando penanggulangan kepada Kapolres BSH untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.
Baca Juga:
Mobil Pakai Pelat Dinas Palsu Melintas di Bandara Soetta, Ditindak Puspom TNI
Tim penyelamatan dan pembebasan sandera dari Sat Bravo 90 Kopasgat, Tim Jihandak Gegana Polda Metro Jaya diturunkan untuk menindaklanjuti kejadian tersebut yang dibantu oleh jajaran Polresta BSH, Avsec dan seluruh tim Angkasa pura II.
Penanggulangan berhasil dilaksanakan, selanjutnya Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta selaku komando penanggulangan menyatakan kondisi di lapangan sudah ditangani secara baik dan kegiatan operasional bisa dilanjutkan kembali.
Selanjutnya, pelaku yang berhasil dilumpuhkan diserahkan kepada tim Densus 88 POLRI untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Serta satu pelaku yang tewas dibawa oleh tim INAFIS Polri ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta.