Ia memandang Tol Serang–Panimbang sebagai koridor penting yang menghubungkan kawasan urban dan destinasi unggulan seperti KEK Tanjung Lesung, sehingga desain gerbang tol dengan nuansa budaya lokal menjadi relevan dan visioner.
“KEK Tanjung Lesung tidak bisa dipisahkan dari narasi besar pariwisata Banten. Maka, menciptakan titik visual yang menggugah rasa ingin tahu terhadap budaya Baduy di sepanjang akses menuju KEK adalah strategi branding yang cerdas,” tutur Tohom.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Tanam Cabai hingga Sayuran Mandiri
Ia juga mengajak para pelaku pembangunan lainnya agar meniru pendekatan WIKA Serpan dengan menjadikan elemen lokal sebagai bagian dari proses desain dan perencanaan infrastruktur.
Menurutnya, kebudayaan bukan sekadar ornamen pelengkap, melainkan bagian dari ekosistem yang mendukung keberlanjutan pembangunan.
“Pembangunan yang mengakar pada budaya akan lebih diterima masyarakat dan punya legitimasi sosial yang kuat. Kita jangan lagi memisahkan antara pembangunan fisik dan pembangunan nilai,” pungkasnya.
Baca Juga:
PLN Sebut Pelanggan Program "Electrifying Agriculture" Naik 25 Persen
Sebelumnya, Direktur Teknik dan Operasi WIKA Serpan, Arso T. Anggoro, menjelaskan bahwa desain gerbang tol ini merupakan bagian dari simbol pelestarian budaya, sekaligus menjadi ikon baru bagi Provinsi Banten dan bentuk nyata pembangunan yang inklusif dengan menggabungkan aspek teknis, sosial, dan kultural.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]