Banten.WahanaNews.co, Lebak - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengapresiasi masyarakat adat kasepuhan dan kaolotan, termasuk Badui, yang telah mampu memenuhi ketersediaan pangan keluarga melalui lumbung pangan (leuit).
"Semua masyarakat kasepuhan dan kaolotan, termasuk Badui memiliki ribuan lumbung pangan," kata Kepala Bidang Distribusi dan Sumberdaya Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak Benu Dwiyana di Rangkasbitung Lebak, Jumat (11/10/2024).
Baca Juga:
Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Akar Rumput, Pemdes Anggoli Salurkan BLT Dana Desa 2025
Dia menjelaskan, masyarakat adat di Kabupaten Lebak itu hingga kini kedaulatan pangannya masih kuat, dari hasil panen padi huma dan padi sawah.
Para adat kasepuhan dan kaolotan pertanian padi yang menjadi andalan untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga.
Karena itu, mereka hingga kini belum pernah mengalami kerawanan pangan maupun kelaparan.
Baca Juga:
Pemdes Anggoli Gelar Musdes Pra Pelaksanaan Kegiatan Dana Desa 2025
"Kami minta masyarakat adat kasepuhan dan kaolotan, termasuk Badui agar mempertahankan tradisi lumbung pangan untuk menyimpan gabah hasil panen itu," katanya.
Menurut dia, masyarakat adat kasepuhan dan kaolotan di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Cipanas, Sajira, Leuwidamar , Cirinten, Bojongmanik, Curugbitung, Muncang, Citorek, Sobang, Cibeber, Cilograng, Bayah, Panggarangan, Cigemblong, dan Cijaku.
Kebanyakan masyarakat kasepuhan dan kaolotan ada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).