Tak hanya tanaman padi, berkat beralih menggunakan pompa air Kelompok Tani Harapan Jaya juga bisa mengembangkan ternak Ikan dan tanaman palawija.
“Kami juga bisa memanfaatkan sisa lahan dan pengairan untuk berternak ikan dan menanam palawija. Di tahun ini kami menghasilkan menghasilkan Ikan sebanyak 2 kwintal dengan kisaran harga jual Rp 15.000,- s.d 25.000 per kilogram. Ini coba terus dikembangkan dalam tahun ini mungkin bisa 2 kali panen ikan dengan jumlah bibit yang lebih banyak. Sedangkan untuk tanaman palawija menghasilkan 20 kantong atau 20 kg dengan harga di kisaran Rp 50.000 s.d 70.000 per kantong dipanen 3 hari sekali pada masa panen,” lanjut Efendy.
Baca Juga:
Electrifying Agriculture PLN, Bikin Biaya Operasional Petani di Pekalongan Jateng Hemat 80%
Sejalan dengan hal tersebut, Pelaksana Harian (PLH) General Manager UID Banten, Ricky Cahya Andrian, menyatakan bahwa pelayanan listrik yang dinikmati oleh Pak Efendy merupakan gagasan PLN untuk mendukung peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi dari bidang pertanian yang disebut dengan "Electrifying Agriculture".
Diah Puspita selaku Manager PT PLN (Persero) UP3 Teluk Naga, dimana tempat pertanian milik Efendy dilayani listriknya, menyatakan bahwa PLN Teluk Naga memiliki program FAPERTA atau Fasilitas Penyambungan Listrik Untuk Ketahanan Pangan yang bertujuan untuk meningkatkan kemajuan dan ketangguhan daerah dalam bidang pertanian dan perikanan.
“Ini merupakan upaya kami membantu para petani untuk meningkatkan perekonomiannya melalui alat modernisasi pertanian dengan menggunakan mesin pompa listrik untuk sarana pengairan dapat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas panen sehingga para petani dapat lebih untung,” pungkas Diah. [afs]