Banten.WahanaNews.co, Rangkasbitung - Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak, Banten, menjelaskan bahwa program Kampung Keluarga Berencana (KB) di daerah tersebut bertujuan untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas dan unggul.
"Kita menargetkan pada tahun 2024, 345 desa/kelurahan masuk Kampung KB. Sampai saat ini baru terealisasi 286 desa/kelurahan," kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP2KBP3A Kabupaten Lebak Hj Tuti Nurasiah di Rangkasbitung, Lebak, Rabu (29/5/2024).
Baca Juga:
Pertamina Bantu Sahabat Relawan Indonesia Tingkatkan Kesehatan Masyarakat Badui di Lebak
Pemerintah Kabupaten Lebak berkomitmen untuk membangun Kampung KB dengan mendorong partisipasi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Saat ini keberadaan Kampung KB di 286 desa/kelurahan patut diapresiasi, karena bersinergi dengan delapan fungsi keluarga di antaranya melaksanakan ibadah sesuai kepercayaan yang dianutnya, mampu menyekolahkan anak, menciptakan budaya reproduksi dengan memiliki keturunan, serta setiap keluarga punya anak sehat.
Selain itu, pasangan usia subur (PUS) menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan jarak kelahiran anak tiga tahun hingga lima tahun, seperti akseptor Implan dan IUD serta mendapatkan pemeriksaan kesehatan dari puskesmas setempat.
Baca Juga:
Prabowo-Gibran Dipastikan Fokus Tangani Gizi Buruk dan Stunting Anak di Periode 2024-2029
"Kami yakin dengan melaksanakan delapan fungsi keluarga itu dipastikan tingkat kesejahteraan keluarga cukup baik, " kata Tuti.
Menurut dia, Kampung KB sangat diperlukan untuk mempersiapkan generasi unggul yang berkualitas dan bisa bersaing di era globalisasi.
Oleh karena itu, Kampung KB memiliki program KB terpadu dan berkelanjutan dalam pelaksanaan kegiatan KB mulai dari penyusunan program hingga melakukan kegiatan lapangan guna mensukseskan program tersebut.
Bahkan, Kampung KB memiliki rumah data untuk memberdayakan mereka juga dilakukan intervensi dari pemerintah setempat.
Melalui program Kampung KB itu nantinya mereka mendapatkan pembinaan dan kesejahteraan masyarakat di antaranya posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB) dengan pemeriksaan kesehatan bayi dan pencatatan seribu hari kehidupan, pusat informasi dan konseling remaja, pelayanan KB, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UPPKA), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), serta kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Selama ini, kata dia, program Kampung KB berkolaborasi dan bersinergi dengan pendidikan masyarakat, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya dan berbagai kegiatan lainnya di masyarakat.
"Kami optimistis Kampung KB dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga untuk mendukung kemajuan Indonesia," kata Tuti.
Sementara itu, Kepala Desa Pasar Keong Kabupaten Lebak Muzakir mengatakan di desanya terdapat Kampung KB dan kini sudah terbebas dari anak-anak stunting, bahkan seluruh pasangan usia subur menjadi peserta kontrasepsi keluarga berencana (KB).
Selama ini, kata dia, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat juga relatif baik dengan memproduksi aneka makanan yang bahan bakunya terdapat di desa, seperti keripik pare, keripik pisang, dan keripik singkong.
"Kami mendorong Kampung KB itu bisa menjadi percontohan sehingga seluruh kader diberikan pelatihan dan bimbingan teknis manajemen hingga pengelolaan keuangan," katanya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]