Bergeser ke Sumatera, pertumbuhan terjadi di pada malam Lebaran 2023 dimana beban puncaknya naik dari 5.863 MW menjadi 6.103 MW atau tumbuh 4,1 persen. Sementara untuk pertumbuhan merata terjadi pada beban puncak sistem kelistrikan Sulawesi di malam Idul Fitri 2023.
Adapun detail untuk wilayah Sulawesi yakni agian Selatan beban puncak naik dari 1.327 MW menjadi 1.372 MW atau tumbuh 1,03 persen, Sulawesi Utara dan Gorontalo dari beban puncak 365 MW menjadi 367 MW atau tumbuh 1 persen serta Baubau dari 33 MW menjadi 37 MW atau tumbuh 1,1 persen.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Sedangkan wilayah Kalimantan pada tahun lalu tercatat beban puncak saat hari Lebaran sebesar 1.088 MW, namun pada tahun ini tumbuh menjadi 1.150 MW. Begitu pula di wilayah interkoneksi Khatulistiwa tercatat beban puncak dari 340,5 MW ke 351,65 MW.
Sementara itu, untuk wilayah Nusa Tenggara Barat kenaikan konsumsi listrik saat momen Idul Fitri pada beban puncak malam mencapai 267,8 MW beban puncak tersebut naik 5,85 persen. Sedangkan untuk sistem Nusa Tenggara Timur beban puncak mencapai 93,7 MW dan sistem Flores dengan beban puncak 76,18 MW. Beban puncak di Maluku juga tumbuh sebesar 53,91 MW. Untuk wilayah Papua tumbuh 4 persen saat perayaan Idul Fitri 2023 dengan daya mencapai 436,45 MW.
Ia menyebutkan pertumbuhan tersebut diprediksi terjadi hingga H+4 Lebaran. Sementara ketika arus balik terjadi maka pertumbuhan konsumsi listrik bakal bergeser kembali ke kota besar.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Kami akan tetap melakukan monitoring secara kontinyu dan melakukan penyeimbangan antara pasokan dengan demand. Sehingga pasokan listrik tetap terjaga dengan stabil," tuturnya.
Ia menjelaskan, selama periode siaga, secara nasional kondisi kelistrikan aman dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebab pihaknya telah menyiagakan 82 ribu personel yang standby 24 jam menjaga keandalan pasokan listrik.
Para personel dibekali dengan peralatan dan armada pendukung, berupa 1.500 unit genset, 560 unit UPS (Uninterruptible Power Supply), 925 UGB (Unit Gardu Bergerak), 16 trafo mobile, 260 crane, 3.300 mobil, 3.400 motor, dan peralatan lainnya.