Banten.WAHANANEWS.CO, Pandeglang – Dukungan terhadap langkah Gubernur Banten Andra Soni dalam membenahi kawasan wisata Curug Putri atau yang dikenal sebagai The Little Green Canyon di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Banten, mendapat apresiasi dari Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran.
Ketua Umum MARTABAT, KRT Tohom Purba, menyatakan bahwa langkah Andra merupakan bentuk nyata dari visi pembangunan daerah yang pro-ekologi dan pro-ekonomi.
Baca Juga:
Tol Menuju KEK Tanjung Lesung Hampir Rampung, MARTABAT Prabowo-Gibran Dorong Pembenahan Infrastruktur Pariwisata
"Langkah Gubernur Andra Soni adalah contoh kepemimpinan yang hadir di lapangan, bukan hanya dari balik meja. Menjajal langsung medan menuju Curug Putri menunjukkan kesungguhan beliau dalam memahami tantangan di lapangan, serta komitmennya untuk membuka akses wisata alam dengan pendekatan keselamatan dan keberlanjutan," ujar Tohom, Minggu (29/6/2025).
Menurut Tohom, keindahan Curug Putri dan kawasan sekitarnya adalah aset berharga yang selama ini kurang dikelola secara optimal.
Dengan perbaikan akses dan tata kelola kawasan, destinasi ini berpotensi menjadi ikon baru wisata alam Banten, bahkan Indonesia.
Baca Juga:
Warga Murka, Selingkuhan Petantang-petenteng Setelah Istri Wadison Dibunuh
Ia menyebut, kawasan ini sangat cocok dikembangkan sebagai bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung yang mengusung konsep pariwisata berkelanjutan.
"Ini bukan hanya tentang pariwisata, ini adalah strategi pembangunan wilayah yang cerdas. Dengan koneksi langsung ke laut dan kekayaan ekologis yang luar biasa, Tahura Banten punya potensi menjadi laboratorium wisata alam tropis yang terintegrasi. Jika dikelola dengan benar, ini akan mendatangkan multiplier effect bagi masyarakat Pandeglang," tegas Tohom.
MARTABAT Prabowo-Gibran, lanjut Tohom, mendukung penuh agenda revitalisasi akses menuju Curug Putri, terutama yang memperhatikan keselamatan pengunjung dan pelestarian lingkungan.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam proses pembangunan, agar manfaatnya dirasakan secara langsung oleh warga sekitar.
"Jangan sampai kawasan sebagus ini hanya dinikmati segelintir investor. Perlu ada konsep pemberdayaan komunitas lokal, pemandu wisata, UMKM, homestay, dan pelatihan ekowisata, agar kawasan ini tumbuh inklusif dan berkeadilan," ungkapnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menyatakan bahwa integrasi kawasan Tahura ke dalam peta besar pembangunan aglomerasi wisata nasional sangat relevan.
"Kawasan ini berada dalam radius strategis dari Jakarta dan Serang. Jika konektivitas dan daya tariknya diperkuat, ia bisa menjadi simpul wisata alam unggulan dalam jaringan aglomerasi pariwisata Jawa bagian barat," jelasnya.
Ia menambahkan, revitalisasi yang dirancang secara holistik, dari infrastruktur jalan, fasilitas pengunjung, hingga sistem mitigasi bencana seperti longsor, akan menjadikan Curug Putri sebagai model nasional pengembangan wisata berbasis konservasi.
Sebelumnya, Gubernur Banten Andra Soni menempuh perjalanan menantang sejauh empat kilometer menuju Curug Putri.
Ia menyusuri jalan setapak terjal, licin, dan rawan longsor. Di beberapa titik, pagar pengaman yang ada sudah rusak dan berkarat.
Bahkan, rombongan harus berjalan kaki menyusuri sungai untuk mencapai kawasan curug.
"Akses ini tidak bisa dilalui oleh lansia. Kasihan," ujar Andra, yang menyatakan niatnya untuk membangun jalur aman menuju lokasi curug dan menjadikan Tahura sebagai destinasi wisata terpadu unggulan.
Andra juga meninjau kantor Tahura yang berada di tepi Pantai Carita dan menyatakan bahwa potensi kawasan ini luar biasa karena menjadi salah satu Tahura yang langsung terhubung ke laut.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]