Sehingga lanjutnya, masyarakat bisa mengakses semua fasilitas kesehatan dengan basis digital. Ini akan mewujudkan efisiensi dan efektivitas dari sisi budaya.
“Masyarakat akan diberikan kemudahan, tidak mesti repot datang ke rumah sakitnya, mulai dari pendaftaran sampai pelayanan kesehatannya,” kata dia.
Baca Juga:
Tim SAR Banten Temukan Kakek Tenggelam di Sungai Cibanten
Dengan demikian kata Nana masyarakat bisa dengan mudah dan cepat untuk mendapatkan kepastian pelayanan kesehatan,sampai mendapatkan resep dan obat, semua terdigitalisasi.
“Hal ini dilakukan bahwa dalam kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih menghendaki perubahan yang serius dan inklusif dalam bidang pelayanan publik, khususnya di bidang kesehatan,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti menjelaskan, riset yang akan dilakukan di Banten ini, difokuskan pada pelayanan digitalisasi kesehatan pengembangan Telemedicin.
Baca Juga:
Eks Pegawai BRI Ciledug Didakwa Korupsi Dana KUR untuk Judi Online dan Pinjaman
Hal ini menjadi salah satu strategi akademik dalam rangka mengurangi kesenjangan akses layanan kesehatan dan spesialistik yang belum merata di Banten.
Ati mengatakan saat ini salah satu sistem daring yang sudah dipakai di seluruh Puskesmas Se-Banten adalah SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas).
Sedangkan untuk RS se-Banten menggunakan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen RS) yang terintegrasi dengan Aplikasi Satu Sehat Kemenkes dan Aplikasi BPJS serta pola rujukan pasien secara daring antara Puskesmas, klinik dengan RS.