Dalam simulasi tersebut, personel Polda Banten beraksi dalam penanganan calon kepala daerah yang hendak berorasi, mulai dari tindakan agresif pendukung maupun ancaman dari jarak dekat seperti penusukan atau peledak dengan membuat barier dan mengerahkan unit K-9.
Selanjutnya personel Polda Banten mengamankan jalannya pemungutan suara dari pihak-pihak yang mengganggu keamanan dan ketertiban penyelenggaraan pesta demokrasi.
Baca Juga:
Polda Banten Blokir 578 Situs Judi Online
Simulasi demonstrasi atas hasil penghitungan suara juga dilakukan. Hal ini untuk mengantisipasi massa yang mengganggu keamanan dan kondusivitas dengan melibatkan anggota Brimob dan water cannon (meriam air) untuk mengurai massa.
Jika pelaksanaan pilkada kacau seperti adanya penyanderaan hingga teror bom, kata dia, Densus 88, Bidokkes Polri, hingga tim Jibom dikerahkan untuk situasi tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar menyatakan kesiapan dukungan dalam hal pembiayaan pelaksanaan pilkada serentak di wilayahnya.
Baca Juga:
Polda Banten Gulung Sindikat Oli Palsu Beromzet Rp 5,2 Miliar
Al Muktabar mengharapkan partisipasi semua pihak untuk menjaga kondusivitas suasana pesta demokrasi. Pasalnya, Banten merupakan barometer nasional dengan penduduk lebih dari 12,5 juta jiwa.
"Tadi saya menitipkan pesan kepada Kapolda, TNI, dan segenap warga untuk menjaga stabilitas daerah. Ini adalah kata kunci dalam hal melaksanakan berbagai aktivitas, termasuk dalam rangka menyongsong pemilu kepala daerah tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," ujar Al Muktabar.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]