WahanaNews Banten | Pembenahan dan peningkatan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang menjadi kewenangan Pemprov Banten kepada masyarakat terus dilakukan.
Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) mengatakan penyediaan dan peningkatan pelayanan kesehatan menjadi salah satu target pembangunan pada periode kepemimpinannya.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
“Kami terus berkomitmen menyediakan dan meningkatkan pelayanan kesehatan. Bagi daerah yang jauh dari jangkauan RSUD, kita bangun, supaya pelayanan semakin dekat. Dan pelayanan di RSUD yang sudah ada, kita tingkatkan,” ujar Gubernur WH.
Salah satu upaya peningkatan pelayanan RSUD adalah peluncuran Kateterisasi Jantung di RSUD Banten. Peluncuran Kateterisasi Jantung dilakukan bersamaan dengan peringatan sewindu berdirinya UPT RSUD Banten.
Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Banten, Ati Pramudji Hastuti mengatakan, kateterisasi jantung dilakukan untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai masalah pada jantung.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
“Prosedur ini aman dilakukan dan jarang menimbulkan komplikasi. Meski demikian, ada beberapa risiko yang dapat terjadi akibat kateterisasi jantung,” kata Ati.
Menurut Ati, kateterisasi jantung adalah prosedur yang dilakukan dengan cara memasukkan selang panjang atau kateter ke dalam pembuluh darah yang kemudian diarahkan ke jantung. Metode pemeriksaan dan pengobatan ini dilakukan oleh dokter spesialis jantung konsultan kardiologi intervensi.
“Pelayanan perdana kateterisasi dilakukan pada Selasa tanggal 28 September 2021 berupa angiografi diagnostik pada tiga orang pasien,” katanya dikutip dari Bantennews.co.id.
Angiografi diagnostik adalah tindakan untuk menegakkan diagnosis ada tidaknya penyempitan pada pembuluh darah koroner.
Setelah tegak diagnosanya baru direncanakan untuk pemasangan ring jantung (stent). Jadi angiografi diagnostik adalah penegakkan diagnosis. Jika pada angiografi didapat tiga pembuluh darah utama koroner yang menyempit berat/oklusi total, kata Ati, maka disarankan untuk tindakan operasi bypass jantung.
Apabila pasien menolak bisa dilakukan tindakan pemasangan stent dengan risiko tinggi.
Dari hasil angiografi diagnostik pada tiga orang pasien yang dilakukan pada hari Selasa, seorang pasien dirujuk ke Jakarta untuk tindakan bypass (cabg). Sedangkan pada dua orang pasien lainnya dilakukan tindakan intervensi koroner perkutan pada hari Sabtu 2 September 2021 lalu dengan alat penunjang berupa FFR dan DFR.
Peralatan penunjang lain yang dimiliki UPT RSUD Banten, kata Ati, adalah alat pencitraan intra koroner berupa IVUS (Intra Vascular Ultra Sound). Selain pelayanan angografi koroner diagnostik, RSUD Banten juga dapat melayani pemasangan TPM, sandapan jantung kanan, perikardiosintesis, intervensi coroner perkutan, pemeriksaan FFR/ DFR, pemeriksaan imaging intra koroner IVUS.
Pelayanan unggulan adalah tindakan primary PCI, rescue PCI pada kasus STEMI, tindakan invasive strategy pada kasus UAP/ NSTEMI, Tindakan angiografi diagnostik dan intervensi koroner perkutan pada kasus angina pektoris stabil, pemeriksaan FFR dan DFR serta pemeriksaan imaging intra koroner IVUS.
“UPT RSUD Banten adalah satu-satunya rumah sakit di wilayah Kota Serang yang memberikan pelayanan katerisasi. Karena, Pemprov Banten melalui UPT RSUD Banten Dinas Kesehatan Provinsi Banten sudah berkomitmen untuk melayani semua pelayanan katerisasi baik pada pasien Umum, BPJS maupun SKTM,” ungkap Ati. [Tio]