Malut.WahanaNews.co | Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Kebahagiaan 2021. Hasilnya, Banten menjadi daerah dengan indeks kebahagiaan paling rendah se-Indonesia.
Dilihat dari Indeks Kebahagiaan 2021 yang dirilis BPS, Jumat (31/12/2021), indeks ini diukur lewat survei pengukuran tingkat kebahagiaan (SPTK) yang dilaksanakan 3 tahun sekali.
Pada 2021, tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia diukur dari tiga dimensi, yakni kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan (affect) dan makna hidup (eudaimonia).
Baca Juga:
Paling Banyak dalam 5 Tahun, BPS Sebut Turis Lokal yang Liburan di Dalam Negeri Capai 749 Juta
"Terminologi kebahagiaan lebih dipilih oleh BPS dibandingkan istilah kesejahteraan. Pertimbangan utamanya mengacu pada penggunaan instrumen survei yang telah dikembangkan berdasarkan ukuran kondisi objektif dan tingkat kesejahteraan subjektif, yang dalam konteks kebahagiaan yang dicakup dalam tiga dimensi besar, yaitu (1) evaluasi terhadap sepuluh domain kehidupan manusia yang dianggap esensial/penting oleh sebagian besar penduduk, (2) affect (perasaan atau kondisi emosional), dan (3) eudaimonia (makna hidup)," demikian tertulis dalam Indeks Kebahagiaan yang dirilis BPS.
Tingkat kebahagiaan penduduk 2021 diukur berdasarkan data SPTK 2021. Survei dilaksanakan serentak di seluruh kabupaten/kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
"Survei dilaksanakan pada rentang waktu tanggal 1 Juli sampai 27 Agustus 2021. Unit analisis adalah rumah tangga yang dipilih secara acak (random)," tulis BPS.
Baca Juga:
Berikut Ini Presentase Pekerja Indonesia Menurut Pendidikan
Metode sampling (sampling method) yang digunakan untuk memilih sampel adalah Two Stage One Phase Sampling. Total sampel rumah tangga yang diperlukan untuk keperluan estimasi tingkat kebahagiaan hingga level provinsi di Indonesia sebesar 75.000 rumah tangga yang tersebar di 34 provinsi.
"Dalam SPTK, tidak semua anggota rumah tangga dapat dipilih sebagai responden karena ada beberapa pertanyaan (misalnya, pertanyaan terkait pekerjaan, pendapatan rumah tangga, dan keharmonisan keluarga) yang hanya dapat dijawab secara akurat oleh kepala rumah tangga atau pasangannya," tulis BPS.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara oleh petugas menggunakan kuesioner terstruktur dan alat bantu. Alat bantu ini berupa scoring (rating scale) secara presisi terhadap pertanyaan terkait kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup.