"Biar tidak bosan, jadi setiap hari selama 22 hari itu menunya selalu berbeda. Menu yang kami buat mengikuti standardisasi gizi yang sudah ditetapkan," kata Nindy.
Program MBG yang dimulai pada hari ini memiliki target awal melibatkan 7 sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA yang berada di Kota Tangsel.
Baca Juga:
Tergiur Harga Murah, Oknum TNI AL Beli Mobil Rp 40 Juta dari Penadah
Menu yang disiapkan pun sudah dipastikan memiliki kandungan karbohidrat, protein, hingga lemak yang sudah ditentukan oleh ahli gizi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel juga selalu memantau dan memastikan makanan yang diberikan sudah higienis.
"Memang semuanya sudah diukur, jadi ada patokannya. Kami juga punya ahli gizi sendiri, sudah ada standar gizinya sendiri," jelasnya.
Nindy menjelaskan sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan survei dan ditemukan banyak siswa di Kota Tangsel yang berangkat ke sekolah dengan melewatkan sarapan. Maka dari itu, makanan dalam program ini akan disalurkan kepada para siswa pada saat waktu istirahat pertama.
Baca Juga:
Ajat Sudrajat di Balik Tragedi Penembakan Bos Rental, Begini Ekspresinya Saat Ditangkap
"Kami sebenarnya menyesuaikan jam-jam. Jadi kalau anak SD kelas 1 sampai kelas 3, kadang mereka pulangnya pukul 10.00 WIB. Jadi kami kasihnya pukul 09.00 WIB," tegasnya.
Dapur yang berfungsi untuk menyiapkan makanan dalam program MBG ini juga sudah dirancang sedemikian rupa untuk bisa melayani dan membuat makanan untuk 3.000 siswa, lokasinya pun tak jauh dari sekolah. Selain itu, program ini juga melibatkan puluhan tenaga kerja yang merupakan warga lokal sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.
"Kami mengupayakan pemberdayaan warga sekitar, baik untuk tenaga kerja di dapur maupun sebagai penyedia bahan baku seperti sayur dan susu," pungkas Nindy.