Lebih lanjut, Darmawan memastikan berinvestasi di Indonesia dalam hal energi baru terbarukan bukan proyek merugikan, mengingat kemajuan teknologi membuat harga EBT lebih murah.
Indonesia juga memiliki perbaikan iklim investasi yang bisa mendorong return of investment yang sangat menarik bagi investor.
Baca Juga:
4 Tips Listrik Aman Saat Liburan
"Artinya dengan inovasi, investasi energi terbarukan saat ini menjadi lebih murah dan lebih kompetitif," ujar Darmawan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia telah meluncurkan CIPP sebagai langkah komprehensif dalam menangkap peluang pendanaan transisi energi melalui mekanisme JETP.
"Kemitraan JETP menyadarkan kami bahwa banyak pekerjaan yang harus kami lakukan bersama. Dunia butuh paradigma baru dalam mekanisme pendanaan iklim. Kita semua perlu berkolaborasi dalam menyelaraskan kemitraan pendanaan iklim. Hal ini membutuhkan upaya global untuk memitigasi krisis iklim," kata Luhut saat membuka sesi diskusi secara daring di Indonesia Pavilion COP28.
Baca Juga:
Dugaan Pencurian Listrik di Rest Area Tol Medan-Binjai: Misteri di Balik Pemutusan dan Penyambungan Ulang Arus Listrik
Sedangkan, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu dalam kesempatan yang sama menekankan gerak aktif kelompok global untuk bisa mewujudkan kemitraan yang komprehensif dalam mempercepat transisi energi.
"Saya terus menggaungkan kolaborasi. Kolaborasi antara negara maju dengan negara berkembang menjadi satu-satunya cara untuk bisa mencapai target iklim yang lebih baik. Kolaborasi swasta, industri, dan lembaga filantropi juga mampu mendorong percepatan ini," katanya.[ss]