Ini menjadi salah satu target dari peta jalan yang dibuat oleh Holding IBC. Menurutnya tahun ini dimulai dengan melakukan studi bersama dengan para partner.
"Kami juga melakukan kajian detail, harapkan dari segi Engineering Procurement Construction (EPC) baik dari HPAL dan RKEF bisa dilakukan di 2023," tuturnya.
Baca Juga:
Ketua KPU Jakarta Barat Ingatkan Dokumen Yang Perlu Dibawa ke TPS Pilkada 2024
Lalu membangun pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leaching (HPAL), dan pabrik daur ulang sudah dioperasikan pada 2024.
"Operasi tahun 2024 sebagian besar fasilitas produksi kami harapkan sebelum 2025 kita sudah ada produksi baterai dan jadi pemain regional electric vehicle (EV) battery," lanjutnya,
Kemudian jika terus bisa dikembangkan secara komprehensif maka RI akan menjadi pusat produksi di ASEAN pada tahun 2026 mendatang. Artinya pasar ASEAN akan dikuasai RI untuk produk baterai.
Baca Juga:
Terminal Kalideres Cek Kelayakan Bus AKAP Menjelang Nataru
"Dan kalau bisa kembangkan komprehensif lagi, tahun 2026 akan jadi EV Baterai production hub di ASEAN, kita kuasai pasar ASEAN dengan produksi baterai kita," jelasnya.
Setelah menguasai pasar ASEAN, IBC akan melakukan ekspansi secara kapasitas, sehingga bisa menjadi pemain global pada 2027. [afs]