"Terakhir Tim Bulutangkis pria Indonesia mendapat piala bergengsi ini tahun 2002. Berkat pembinaan yang baik dan terukur, kini piala prestisius itu kembali ke pangkuan ibu pertiwi," ungkap Arif.
Meskipun ada insiden Merah Putih tidak boleh dikibarkan saat penganugerahan piala Thomas 2021. Hal ini akibat dari lambatnya Lembaga Anti Doping Indonesia (LIDA) merespon surat teguran dari World Anti Dopping Agency (WADA).
Baca Juga:
Ridwan Kamil Sampaikan Terima Kasih atas Dukungan Pemuda Pancasila di Pilkada DKI Jakarta
Oleh WADA, Indonesia dianggap belum patuh terhadap prosedur penanganan doping di tanah air. Salah satu sebabnya terkait pengambilan sampel atlet.
Arif menilai, Zainudin harus bergerak cepat untuk memilah dan memilih isu terkait doping ini. Secara teknis, lanjut Arif, Menpora tak bisa bergerak langsung karena status WADA adalah lembaga independen.
“Pembentukan Tim Khusus Doping yang dibuat oleh Menpora untuk bisa segara mengakomodasi teguran WADA merupakan langkah taktis,” tegasnya.
Baca Juga:
Sekretaris Pengurus Pusat BPPH Pemuda Pancasila Apresiasi Peluncuran Aplikasi Kita Pancasila: Terobosan Baru
Tim yang diketuai ketua KOI Raja Okto ini bertugas untuk segera menjawab surat sanksi dari WADA dan mengusahakan agar sanksi untuk Indonesia bisa dicabut.
Menpora pun mendapat banyak kritik akibat insiden ini. Padahal, kata Arif, posisi Zainudin sebagai wakil pemerintah membuatnya tidak bisa melakukan intervensi kepada WADA.
Tetapi, Arif memaklumi banyak pihak yang menggunakan isu ini sebagai amunisi untuk menjatuhkan pamor Zainudin. Padahal, faktanya, kini tim bentukan Menpora tengah menangani masalah tersebut.