Ia juga mengapresiasi keberadaan layanan transportasi umum seperti DAMRI rute Poris Plawad–Tanjung Lesung sebagai langkah awal pemerataan akses.
Namun, menurutnya, ini belum cukup. “Harus ada konektivitas lanjutan di dalam kawasan wisata itu sendiri. Apakah sudah ada angkutan lokal dari pintu masuk tol ke penginapan-penginapan, pantai-pantai, atau tempat kuliner? Kalau belum, ya berarti belum tuntas,” ujar Tohom.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Pengembangan Wisata Rangkasbitung sebagai Penguat KEK Tanjung Lesung
Lebih lanjut, ia menyarankan agar pemerintah daerah Pandeglang membentuk satuan tugas pariwisata lintas sektor yang melibatkan pemda, pelaku UMKM, dan perwakilan komunitas lokal untuk memastikan bahwa setiap pembangunan fisik di KEK Tanjung Lesung disertai pemberdayaan ekonomi warga.
“Kawasan strategis pariwisata nasional harus dibangun dengan semangat keadilan sosial dan pemberdayaan ekonomi lokal. Jangan sampai masyarakat sekitar hanya jadi penonton di halaman rumahnya sendiri,” tambahnya.
Pantai Tanjung Lesung telah menjadi primadona baru bagi wisatawan domestik. Destinasi ini terkenal dengan pasir putihnya yang bersih dan cocok untuk snorkeling maupun menyelam.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Lebih Serius Bangun Infrastruktur Di 7 Destinasi Wisata Kawasan KEK Tanjung Lesung
Untuk mendukung kunjungan wisata, layanan DAMRI Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Lesung telah dioperasikan dengan tarif terjangkau Rp50.000 dari Terminal Poris Plawad langsung ke kawasan resort.
Head of Corporate Communication DAMRI, Atikah Abdullah, menyebut bahwa layanan ini bertujuan untuk memudahkan akses masyarakat dari Jakarta dan Tangerang ke Tanjung Lesung. Rute yang dilalui meliputi Pantai Pandan Carita, Kota Serang Baru, hingga Labuan.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]