Begitu juga jika ibu hamil mengalami kekurangan energi kronik (KEK) maka dilakukan pemberian tambah tablet darah (TTD) agar tidak melahirkan kasus stunting baru.
"Kami terus mengoptimalkan kolaborasi untuk mengatasi stunting, sehingga dapat melahirkan generasi Emas 2045," kata Tuti.
Baca Juga:
Gapoktan di Lebak Banten Siap Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Pemerintah Kabupaten Lebak Wahyu Hidayat mengatakan pemerintah daerah komitmen untuk penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem serta inflasi guna mewujudkan masyarakat sejahtera.
Bahkan, pemerintah daerah menggelontorkan anggaran untuk penanganan stunting Rp148 miliar dan kemiskinan ekstrem sekitar Rp500 miliar.
Selama ini, anggaran untuk penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lebak terjadi kekurangan, sehingga dibantu oleh dana alokasi khusus (DAK) juga adanya CSR dari perusahaan swasta maupun BUMN, dan TNI, Polri, Kejaksaan serta Pengadilan dengan program Bapak Asuh.
Baca Juga:
KPU Lebak Libatkan 100 Orang Lipat Surat Suara Pilkada 2024 Hingga 8 November
Selama ini, program stunting dan kemiskinan berjalan baik di 18 OPD secara gotong royong, seperti Dinas Perkim tahun ini mengalokasikan pembangunan RTLH 150 rumah.
Saat ini, kata dia, jumlah balita yang positif stunting tahun 2024 sebanyak 4.452 anak dan kemiskinan ekstrem 1, 79 persen dari sebelumnya pada tahun 2022, berada pada angka 2,17 persen.
Pemerintah Kabupaten Lebak mampu mengendalikan inflasi pada Januari 2024 dari 4,14 persen menurun pada Mei menjadi 2,1 persen.