Para tenaga kerja migran itu bekerja ke Benua Asia dan Benua Afrika ke 10 negara antara lain Arab Saudi, Brunei Darussalam, Qatar, Kuwait, Jepang, Malaysia, Singapore, Hongkong, Taiwan, dan Zambia.
Kebanyakan mereka bekerja pada sektor formal dan non formal , seperti perawat bayi, lansia, salon aksesoris kendaraan, penjaga toko, pabrik, perbengkelan asisten rumah tangga, sopir dan lainnya.
Baca Juga:
Baznas Lebak Tetapkan Zakat Fitrah dan Fidyah Ramadan 2025 bagi Masyarakat
Keberangkatan mereka bekerja di luar negeri itu melalui perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang mengantongi izin dari Kementerian Tenaga Kerja.
Para tenaga kerja migran itu dengan memiliki pendidikan dari SD, SLTA dan Perguruan Tinggi.
"Kami berharap tenaga kerja migran dapat melaksanakan tugas dengan baik dan bisa meningkatkan kesejahteraan keluarganya,"katanya menjelaskan.
Baca Juga:
BPBD Lebak Tingkatkan Kewaspadaan Banjir dan Longsor Usai Bencana di Daerah Tetangga
Ia mengatakan, para tenaga kerja migran itu sebelum keberangkatan ke berbagai negara itu sudah memiliki kompetensi sesuai kebutuhan tenaga kerja di negara tersebut.
Selain itu juga mereka para tenaga migran mampu menguasai bahasa negara yang dituju.
Sebab, Pemerintah Kabupaten Lebak memiliki Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) dengan kolaborasi bersama salah satu Lembaga Pendidikan Ketrampilan di Jakarta.