Banten.WahanaNews.co, Rangkasbitung - Omzet batik chanting khas Kabupaten Lebak, Banten, kembali normal mencapai Rp250 juta per bulan karena permintaan pasar cenderung meningkat setelah pandemi COVID-19 yang sempat menghentikan produksi.
"Sejak dua tahun terakhir, omzet penjualan relatif stabil mencapai Rp250 juta/bulan," kata Apri (35) seorang pelaku batik chanting merek Pradana di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Jumat (10/5/2024).
Baca Juga:
Pemkab Lebak Perkuat Kerukunan dan Keharmonisan untuk Kehidupan Sejahtera dan Damai
Permintaan produk batik khas Lebak itu kebanyakan para Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara (PNS/ASN) di lingkungan Sekretariat Pemkab Lebak.
Sebab, batik chanting khas Lebak juga memproduksi motif dan warna batik Badui.
Karena itu, pihaknya terkadang mendapatkan pesanan dari Pemerintah Kabupaten dan Kota di wilayah Banten, termasuk Pemerintah Provinsi Banten.
Baca Juga:
Disnaker Lebak Berangkatkan 308 Tenaga Kerja Migran ke 10 Negara Asia-Afrika
"Kami pekan lalu mendapatkan pesanan dari dua Bank terkemuka milik BUMN," kata Apri.
Menurut dia, permintaan batik sejak dua tahun terakhir ini relatif baik dan banyak pesanan dari sekolah-sekolah, instansi pemerintah daerah, BUMD, BUMN, pemilik butik juga desainer busana dan masyarakat umum.
Membaiknya permintaan konsumen itu para pelaku usaha batik chanting di Kabupaten Lebak kembali menggeliat dan menggulirkan perekonomian masyarakat setempat juga menyerap lapangan pekerjaan.